setiap waktu engkau tersenyum
sudut matamu memancarkan rasa
keresahan yang terbenam
kerinduan yang tertahan
duka dalam yang tersembunyi
jauh di lubuk hati
kata-katamu riuh mengalir bagai gerimis
seperti angin tak pernah diam
selalu beranjak setiap saat
menebarkan jala asmara
menaburkan aroma luka
benih kebencian kau tanam
bakar ladang gersang
entah sampai kapan berhenti menipu diri
No comments:
Post a Comment